Diawali masa pubernya di bangku SMP yang tragis karena dampak kerusuhan Ambon, Zain mencatatkan diri sebagai remaja yang enggan bergaul dengan teman-teman putri kecuali ada kepentingan organisasi. Status ini dilanjutkan ke jenjang SMA dan Mahasiswa yang hari-harinya disibukkan kegiatan-kegiatan berorganisasi. Meski dari beberapa koresponden yang juga teman-teman disekelilingnya, banyak yang menyatakan teramat banyak wanita yang telah disakitinya karena perasaan mereka dicuekin. Wallahu 'alam...
Dan pada akhirnya Zain menentukan pelabuhan hatinya ketika menjabat sebagai salah satu pengurus organisasi tingkat nasional. Seperti telah dijelaskan etika pernikahan aktifis yang tanpa pacaran sebelumnya, Zain juga menyerahkan urusan calon jodohnya pada ustad yang dipercayainya. Puncaknya pada Sabtu, 21 April 2012 bertepatan saat opininya untuk pertama kali dimuat media cetak nasional (koran Republika), ekspedisi pun dimulai ke rumah seorang Kartini A.R. (bukan R.A. Kartini) dengan team yang terdiri dari : Ust. Nasfi, Ust. Faisal, Ust. Hanif, Ust. Hafid, Bang Musliadi dan adiknya, Bang Imam Nawawi, Bang Nawir, Bang Sapar, Bang Suhardi, Bang Rahmat, Akh Hendri, Akh Heru dan Akh Marsono.
Hasilnya, Zain diterima oleh keluarga sang akhwat dan mereka ridhoi putrinya menjadi permaisuri sang aktifis yang kini sedang menjabat Pengurus Pusat Syabab Hidayatullah itu. Impian menarik dan begitu indah dari sebuah syari'at Allah dalam melandasi bahtera keluarga, menjadikan dorongan kuat setiap aktifis dalam menempuh kisah asmaranya. Tentu itu bukan sebuah pekerjaan mudah, karena banyak juga kasus yang telah mencoreng gerakan aktifis ketika bermain-main dengan api asmara di luar syari'at. Semoga Allah menjaga kita semua dari fitnah neraka yang tak kenal henti. Baarakallaahu laka, wa baaraka 'alaika, wa jama'a baynakumaa fii khair.
Ekspedisi Cinta Kartini, Perjalanan Ta'aruf Seorang Pemuda Mencari Cintanya di Hari Kartini Tahun 2012 |
0 komentar